research in motion
Kantor pusat Research In Motion, produsen BlackBerry, di Kanada.
KOMPAS.com - Sempat beredar kabar bahwa Research In Motion (RIM) akan menghadirkan layanan unggulannya, BlackBerry Messenger, di perangkat lain.
Kabar itu memang tak pernah dikonfirmasikan oleh RIM. Namun menurut Reuters, hal itu memang sempat jadi strategi perusahaan asal Kanada tersebut.
Adalah Jim Balsillie, kini mantan Co-CEO RIM, yang memimpin upaya untuk menghadirkan layanan RIM di perangkat lain.
Reuters, mengutip dua sumber yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa Balsillie sebenarnya sedang menjalankan perubahan strategi besar-besaran di RIM.
Hal itu dilakukan Balsillie sebelum akhirnya ia mundur dari posisi Co-CEO dan Direksi RIM.
Menurut Reuters, bagian dari strategi Balsillie adalah menawarkan layanan RIM ke perangkat non-BlackBerry. Bahkan ia sempat berdiskusi dengan beberapa operator di Amerika Utara dan Eropa.
Balsillie ingin layanan-layanan milik RIM diakses perangkat non-BlackBerry. Termasuk paket data internet yang murah, akses ke social media dan BlackBerry Messenger.
Sayangnya, keinginan Balsillie ditolak mentah-mentah oleh petinggi RIM. Saat itu, Balsillie masih menjabat sebagai Dewan Direktur RIM.
Strategi bisnis yang ditawarkan Balsillie dimentahkan oleh CEO RIM yang baru, Thorsten Heins.
Heins, dengan dukungan pendiri RIM Mike Lazaridis, disebut ingin fokus mengembangkan platform BlackBerry 10 di akhir tahun nanti.
Sedangkan langkah yang akan dilakukan oleh Balsillie dianggap akan meruntuhkan apa yang selama ini dibangun oleh RIM.
Di sisi lain, Balsilie diduga mendapatkan dukungan dari pemegang saham yang ingin RIM tak lagi bermain di perangkat keras dan konsentrasi pada layanan.
Saat ini Balsilie tak memiliki posisi di RIM. Namun ia masih tetap salah satu pemegang saham terbanyak, dengan kisaran 5 persen.
Apakah rencana Balsilie akan dilanjutkan? Sumber-sumber Reuters tak menyebutkannya.
Kabar itu memang tak pernah dikonfirmasikan oleh RIM. Namun menurut Reuters, hal itu memang sempat jadi strategi perusahaan asal Kanada tersebut.
Adalah Jim Balsillie, kini mantan Co-CEO RIM, yang memimpin upaya untuk menghadirkan layanan RIM di perangkat lain.
Reuters, mengutip dua sumber yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa Balsillie sebenarnya sedang menjalankan perubahan strategi besar-besaran di RIM.
Hal itu dilakukan Balsillie sebelum akhirnya ia mundur dari posisi Co-CEO dan Direksi RIM.
Menurut Reuters, bagian dari strategi Balsillie adalah menawarkan layanan RIM ke perangkat non-BlackBerry. Bahkan ia sempat berdiskusi dengan beberapa operator di Amerika Utara dan Eropa.
Balsillie ingin layanan-layanan milik RIM diakses perangkat non-BlackBerry. Termasuk paket data internet yang murah, akses ke social media dan BlackBerry Messenger.
Sayangnya, keinginan Balsillie ditolak mentah-mentah oleh petinggi RIM. Saat itu, Balsillie masih menjabat sebagai Dewan Direktur RIM.
Strategi bisnis yang ditawarkan Balsillie dimentahkan oleh CEO RIM yang baru, Thorsten Heins.
Heins, dengan dukungan pendiri RIM Mike Lazaridis, disebut ingin fokus mengembangkan platform BlackBerry 10 di akhir tahun nanti.
Sedangkan langkah yang akan dilakukan oleh Balsillie dianggap akan meruntuhkan apa yang selama ini dibangun oleh RIM.
Di sisi lain, Balsilie diduga mendapatkan dukungan dari pemegang saham yang ingin RIM tak lagi bermain di perangkat keras dan konsentrasi pada layanan.
Saat ini Balsilie tak memiliki posisi di RIM. Namun ia masih tetap salah satu pemegang saham terbanyak, dengan kisaran 5 persen.
Apakah rencana Balsilie akan dilanjutkan? Sumber-sumber Reuters tak menyebutkannya.
Sumber :
reuters
Tidak ada komentar:
Posting Komentar