PENGARUH
SITUASI KONSUMEN
Strategi iklan merupakan cara yang
paling popular dan paling banyak dilakukan oleh para pemasar, karena iklan yang
diharapkan dapat meningkatkan awareness terhadap suatu produk atau jasa sampai
menggiring konsumen kea rah keputusan untuk melakukan keputusan pembelian.
Perbedaan antara iklan dan bentuk komunikasi marketing lainnya adalah iklan lebih menekankan pada sifatnya yang impersonal serta komunikasi dengan banyak target market melalui saluran media yang dibayar.
Terdapat berbagai macam iklan antara lain :
1. iklan antar bisnis
kegunaannya adalah untuk mempromosikan barang-barang atau jasa non konsumen, artinya baik pemasangan maupun sasaran iklan adalah sama-sama perusahaan. Produk yang diiklankan adalah barang antara yang harus diolah atau menjadi unsur produksi. Termasuk disini adalah bahan mentah, komponen suku candang, alat tulis kantor, dll. Ciri khas iklan antar bisnis bila dibandingkan dengan iklan konsumen adalah iklan antar bisnis lebih mengandung unsur tehnik daripada unsur emosional yang ditawarkan pada iklan konsumen.
2. iklan perdagangan
iklan perdagangan ditujukan secara khusus kepada kalangan distributor, pedagang kalakan besar, para agen, eksportir atau importir dan para pedagan besar atau kecil. Barang-barang yang diiklankan adalah barang untuk dijual kembali.
3. iklan eceran
iklan jenis ini memiliki karakteristik yang berada di antara iklan perdagangan dan iklan barang konsumen. Contoh : iklan yang dilancarkan oleh pasar swalayan atau toserba berukuran besar atau pasar grosir.
4. iklan bersama
merupakan dukungan iklan yang diberikan oleh pihak perusahaan atau pabrik kepada para distributor atau pengecer produknya. Misalnya : iklan roti bersama mentega, iklan ban bersama mobil.
5. iklan keuangan
meliputi iklan-iklan bank, jasa tabungan, asuransi dan investasi. Sebagai pelengkap, iklan yang ditujukan kepada konsumen atau klien kadang-kadang disertakan pula laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, termasuk pprospektus-prospektus perusahaan secara lengkap menyongsong penerbitan saham baru, laporan tahunan, mencari laporan untuk menyambut event – tertentu.
6. iklan recruitment
bertujuan untuk merekrut calon pegawai dan bentuknya adalah iklan kolom atau selebaran.
Periklanan Komparatif
Praktek dimana pemasangan iklan secara langsung atau tidak langsung membandingkan produk mereka dengan produk lainnya, merupakan cirri khas bahwa produk yang dipromosikan akan lebih unggul dalam satu atau beberapa pertimbangan penting dalam pembelian, hal ini disebut periklanan komparatif. Pilihan iklan komparatif bervariasi dalam sifat perbandingan eksplisitnya dan penyebutan nama merk produknya yang diperbandingkan. Para penjual selalu menggunakan pesan komparatif dalam menyebutkan manfaat produk mereka atas produk pesaingnya. Demikian pula, para pemasang iklan di media cetak ( surat kabar, majalah) menggunakan pernyataan komparatif selama berabad-abad. Baru pada awal tahun 1970-an, iklan televise di Amerika Serikat mulai menggunakan perbandingan langsung. Sejak itu, semua media mengalami peningkatan yang menyolok dalam pemakaian periklanan komparatif.
Peran Musik Pada Lokasi pembelian
Meskipun berada diluar konteks periklanan, penelitian tambahan tentang musik perlu diperhatikan karena pada kenyataannya musik berpotensi untuk mempengaruhi perilaku pembelian konsumen ditempat ritel. Eksperimen pertama meneliti tentang dampak musik latar didalam lingkungan supermarket. Suatu mata rantai supermarket diteliti selama sembilan minggu dengan membandingkan volume penjualan selama berhari-hari ketika musik latar bertempo lambat - perlahan diperdengarkan, dibandingkan dengan hari-hari ketika musik bertempo cepat yang diperdengarkan. Penelitian menemukan bahwa volume penjualan harian mencapai rata-rata $16.740 pada hari-hari dimana musik tempo lambat yang diperdengarkan tetapi hanya sekitar $12.113 bila musik tempo cepat yang diperdengarkan.
Didalam analisa akhir, ,usik ternyata efektif dalam membentuk suasana hati pelanggan dan merangsang preferensi dan pilihan pembeli. Kebijaksaan pasar sebagaimana di wujudkan oleh pemakaian musik yang hamper universal dari komunikator pemsaran di dalam iklan dan lingkungan ritel, jelas menunjukan bahwa musik merupakan bentuk efektif komunikasi non verbal. Tetapi jenis musik yang diperdengarkan dalam periklanan dan peran khusus yang dijalankan musik jelas sekali berbeda pada budaya yang berbeda, karena musik memiliki arti yang berbeda pada semua orang diseluruh dunia.
3 tipe situasi pembelian :
• Straight rebuy : pembelian dilakukan secara teratur seperti yang sudah dilakukan sebelumnya, tanpa modifikasi.
• Modified rebuy : pembelian dengan melakukan modifikasi (perubahan) spesifikasi produk, harga persyaratan pengantaran dan syarat-syarat lainnya.
• New task : pembelia membeli produk jasa untuk pertama kali. Disini dibutuhkan lebih banyak informasi, lebih banyak orang terlibat dan waktu yang lebih panjang untuk membuat keputusan.
Tipe-tipe perilaku konsumen :
Pengambilan keputusan oleh konsumen akan berbeda menurut jenis keputusan pembelian. Assael, seperti dikutip Kotler (2000) membedakan 4 tipe perilaku pembelian konsumen berdasarkan pada tingkatan keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan diantara merek.
1. perilaku membeli yang rumit
perilaku membeli yang rumit membutuhkan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian dengan berusaha menyadari perbedaan-perbedaan yang jelas diantara merek-merek yang ada. Perilaku membeli ini terjadi pada waktu membeli produk-produk yang mahal, tidak sering dibeli, beresiko dan dapat mencerminkan diri pembelinya, seperti mobil, tv, pakaian , jam tangan, computer pribadi, dll.
Biasanya konsumen tidak tahu terlalu banyak tentang kategori produk dan harus berusaha untuk mengetahuinya. Sehingga pemasar harus menyusun strategi untuk memberikan informasi kepada konsumen tentang atribut produk, kepentingannya, tentang merek perusahaan dan atribut penting lainnya.
2. perilaku membeli untuk mengurangi ketidakcocokan
perilaku membeli semacam ini meliputi keterlibatan yang tinggi pada konsumen menyadari hanya terdapat sedikit perbedaan di antara berbagai merek. Perilaku membeli ini terjadi untuk pembelian produk yang harganya mahal, tidak sering dibeli, beresiko dan membeli secara relative cepat karena perbedaan merek tidak terlihat. Contoh : karpet, keramik, pipa, dll.
Pembeli biasanya mempunyai respon terhadap harga atau yang memberikan kenyamanan.
3. perilaku membeli berdasarkan kebiasaan
konsumen membeli suatu produk berdasarkan kebiasaan, bukan berdaasarkan kesetiaan terhadap merek. Konsumen memilih produk secara berulang bukan karena merek produk, tetapi karena mereka telah mengenal produk tersebut. Setelah membeli, mereka tidak mengevaluasi kembali mengapa mereka membeli produk tersebut karena mereka tidak terlibat dengan produk. Perilaku ini biasanya terjadi pada produk seperti gula, garam, air mineral, dll.
4. perilaku membeli yang mencari keragaman \
perilaku ini memiliki keterlibatan yang rendah, namun masih terdapat perbedaan merek yang jelas. Konsumen berperilaku dengan tujuan mencari keragaman dan bukan kepuasan. Jadi merek dalam perilaku ini bukan merupakan suatu yang mutlak. Sebagai market leader, pemasar dapat melakukan strategi seperti menjaga agar jangan sampai kehabisan stok atau dengan promosi-promosi yang dapat mengingatkan konsumen akan produknya. Karena sekali kehabisan stok, konsumen akan beralih ke merek lain. Apalagi para pesaing sudah menwarkan barang dengan harga yang lebih rendah, kupon, sample dan iklan yang mengajak konsumen untuk mencoba sesuatu yang baru. Ini jelas dicermati dengan baik. Perilaku demikian biasanya terjadi pada produk-produk yang sering dibeli, harga murah dan konsumen sering mencoba merek-merek baru.
Perbedaan antara iklan dan bentuk komunikasi marketing lainnya adalah iklan lebih menekankan pada sifatnya yang impersonal serta komunikasi dengan banyak target market melalui saluran media yang dibayar.
Terdapat berbagai macam iklan antara lain :
1. iklan antar bisnis
kegunaannya adalah untuk mempromosikan barang-barang atau jasa non konsumen, artinya baik pemasangan maupun sasaran iklan adalah sama-sama perusahaan. Produk yang diiklankan adalah barang antara yang harus diolah atau menjadi unsur produksi. Termasuk disini adalah bahan mentah, komponen suku candang, alat tulis kantor, dll. Ciri khas iklan antar bisnis bila dibandingkan dengan iklan konsumen adalah iklan antar bisnis lebih mengandung unsur tehnik daripada unsur emosional yang ditawarkan pada iklan konsumen.
2. iklan perdagangan
iklan perdagangan ditujukan secara khusus kepada kalangan distributor, pedagang kalakan besar, para agen, eksportir atau importir dan para pedagan besar atau kecil. Barang-barang yang diiklankan adalah barang untuk dijual kembali.
3. iklan eceran
iklan jenis ini memiliki karakteristik yang berada di antara iklan perdagangan dan iklan barang konsumen. Contoh : iklan yang dilancarkan oleh pasar swalayan atau toserba berukuran besar atau pasar grosir.
4. iklan bersama
merupakan dukungan iklan yang diberikan oleh pihak perusahaan atau pabrik kepada para distributor atau pengecer produknya. Misalnya : iklan roti bersama mentega, iklan ban bersama mobil.
5. iklan keuangan
meliputi iklan-iklan bank, jasa tabungan, asuransi dan investasi. Sebagai pelengkap, iklan yang ditujukan kepada konsumen atau klien kadang-kadang disertakan pula laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, termasuk pprospektus-prospektus perusahaan secara lengkap menyongsong penerbitan saham baru, laporan tahunan, mencari laporan untuk menyambut event – tertentu.
6. iklan recruitment
bertujuan untuk merekrut calon pegawai dan bentuknya adalah iklan kolom atau selebaran.
Periklanan Komparatif
Praktek dimana pemasangan iklan secara langsung atau tidak langsung membandingkan produk mereka dengan produk lainnya, merupakan cirri khas bahwa produk yang dipromosikan akan lebih unggul dalam satu atau beberapa pertimbangan penting dalam pembelian, hal ini disebut periklanan komparatif. Pilihan iklan komparatif bervariasi dalam sifat perbandingan eksplisitnya dan penyebutan nama merk produknya yang diperbandingkan. Para penjual selalu menggunakan pesan komparatif dalam menyebutkan manfaat produk mereka atas produk pesaingnya. Demikian pula, para pemasang iklan di media cetak ( surat kabar, majalah) menggunakan pernyataan komparatif selama berabad-abad. Baru pada awal tahun 1970-an, iklan televise di Amerika Serikat mulai menggunakan perbandingan langsung. Sejak itu, semua media mengalami peningkatan yang menyolok dalam pemakaian periklanan komparatif.
Peran Musik Pada Lokasi pembelian
Meskipun berada diluar konteks periklanan, penelitian tambahan tentang musik perlu diperhatikan karena pada kenyataannya musik berpotensi untuk mempengaruhi perilaku pembelian konsumen ditempat ritel. Eksperimen pertama meneliti tentang dampak musik latar didalam lingkungan supermarket. Suatu mata rantai supermarket diteliti selama sembilan minggu dengan membandingkan volume penjualan selama berhari-hari ketika musik latar bertempo lambat - perlahan diperdengarkan, dibandingkan dengan hari-hari ketika musik bertempo cepat yang diperdengarkan. Penelitian menemukan bahwa volume penjualan harian mencapai rata-rata $16.740 pada hari-hari dimana musik tempo lambat yang diperdengarkan tetapi hanya sekitar $12.113 bila musik tempo cepat yang diperdengarkan.
Didalam analisa akhir, ,usik ternyata efektif dalam membentuk suasana hati pelanggan dan merangsang preferensi dan pilihan pembeli. Kebijaksaan pasar sebagaimana di wujudkan oleh pemakaian musik yang hamper universal dari komunikator pemsaran di dalam iklan dan lingkungan ritel, jelas menunjukan bahwa musik merupakan bentuk efektif komunikasi non verbal. Tetapi jenis musik yang diperdengarkan dalam periklanan dan peran khusus yang dijalankan musik jelas sekali berbeda pada budaya yang berbeda, karena musik memiliki arti yang berbeda pada semua orang diseluruh dunia.
3 tipe situasi pembelian :
• Straight rebuy : pembelian dilakukan secara teratur seperti yang sudah dilakukan sebelumnya, tanpa modifikasi.
• Modified rebuy : pembelian dengan melakukan modifikasi (perubahan) spesifikasi produk, harga persyaratan pengantaran dan syarat-syarat lainnya.
• New task : pembelia membeli produk jasa untuk pertama kali. Disini dibutuhkan lebih banyak informasi, lebih banyak orang terlibat dan waktu yang lebih panjang untuk membuat keputusan.
Tipe-tipe perilaku konsumen :
Pengambilan keputusan oleh konsumen akan berbeda menurut jenis keputusan pembelian. Assael, seperti dikutip Kotler (2000) membedakan 4 tipe perilaku pembelian konsumen berdasarkan pada tingkatan keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan diantara merek.
1. perilaku membeli yang rumit
perilaku membeli yang rumit membutuhkan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian dengan berusaha menyadari perbedaan-perbedaan yang jelas diantara merek-merek yang ada. Perilaku membeli ini terjadi pada waktu membeli produk-produk yang mahal, tidak sering dibeli, beresiko dan dapat mencerminkan diri pembelinya, seperti mobil, tv, pakaian , jam tangan, computer pribadi, dll.
Biasanya konsumen tidak tahu terlalu banyak tentang kategori produk dan harus berusaha untuk mengetahuinya. Sehingga pemasar harus menyusun strategi untuk memberikan informasi kepada konsumen tentang atribut produk, kepentingannya, tentang merek perusahaan dan atribut penting lainnya.
2. perilaku membeli untuk mengurangi ketidakcocokan
perilaku membeli semacam ini meliputi keterlibatan yang tinggi pada konsumen menyadari hanya terdapat sedikit perbedaan di antara berbagai merek. Perilaku membeli ini terjadi untuk pembelian produk yang harganya mahal, tidak sering dibeli, beresiko dan membeli secara relative cepat karena perbedaan merek tidak terlihat. Contoh : karpet, keramik, pipa, dll.
Pembeli biasanya mempunyai respon terhadap harga atau yang memberikan kenyamanan.
3. perilaku membeli berdasarkan kebiasaan
konsumen membeli suatu produk berdasarkan kebiasaan, bukan berdaasarkan kesetiaan terhadap merek. Konsumen memilih produk secara berulang bukan karena merek produk, tetapi karena mereka telah mengenal produk tersebut. Setelah membeli, mereka tidak mengevaluasi kembali mengapa mereka membeli produk tersebut karena mereka tidak terlibat dengan produk. Perilaku ini biasanya terjadi pada produk seperti gula, garam, air mineral, dll.
4. perilaku membeli yang mencari keragaman \
perilaku ini memiliki keterlibatan yang rendah, namun masih terdapat perbedaan merek yang jelas. Konsumen berperilaku dengan tujuan mencari keragaman dan bukan kepuasan. Jadi merek dalam perilaku ini bukan merupakan suatu yang mutlak. Sebagai market leader, pemasar dapat melakukan strategi seperti menjaga agar jangan sampai kehabisan stok atau dengan promosi-promosi yang dapat mengingatkan konsumen akan produknya. Karena sekali kehabisan stok, konsumen akan beralih ke merek lain. Apalagi para pesaing sudah menwarkan barang dengan harga yang lebih rendah, kupon, sample dan iklan yang mengajak konsumen untuk mencoba sesuatu yang baru. Ini jelas dicermati dengan baik. Perilaku demikian biasanya terjadi pada produk-produk yang sering dibeli, harga murah dan konsumen sering mencoba merek-merek baru.
Pengaruh
Situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus
untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan
karakteristik obyek. Situasi Konsumen adalah faktor lingkungan sementara yang
menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu
dan tempat tertentu.
Dengan
adanya kualitas pelayanan yang baik di dalam suatu perusahaan, akan menciptakan
kepuasan bagi para konsumennya. Setelah konsumen merasa puas dengan produk atau
jasa yang diterimanya, konsumen akan membandingkan pelayanan yang diberikan.
Apabila konsumen merasa benar-benar puas, mereka akan membeli ulang serta memberi
rekomendasi kepada orang lain untuk membeli di tempat yang sama.
Ada
lima karakteristik situasi konsumen yaitu:
- Lingkungan fisik
Sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen yang meliputi: lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik lainnya yang ada di sekeliling konsumen. - Lingkungan Sosial
Kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi tersebut. - Waktu
Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim libur, bulan puasa, tahun baru). Waktu mungkin diukur secara subjektif berdasarkan situasi konsumen, misal kapan terakhir kali membeli biskuit. Arti kapan terakhir kali akan berbeda antar konsumen. - Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi. Konsumen yang belanja untuk hadiah akan menghadapi situasi berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri. - Suasana Hati
Suasana hati atau kondisi jiwa sesaat (misalnya perasaan khawatir, tergesagesa, sedih, marah) yang dibawa pada suatu situasi
Pengaruh
situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus
untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan
karakteristik obyek. Situasi konsumen adalah faktor lingkungan sementara yang
menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu
dan tempat tertentu.
Jenis-Jenis situasi konsumen:
1.
Situasi Komunikasi
Situasi komunikasi dapat didefinisikan sebagai latar dimana konsumen dihadapkan kepada komunikasi pribadi atau non pribadi. Komunikasi pribadi akan mencakupi percakapan yang mungkin diadakan oleh konsumen dengan orang lain, seperti wiraniaga atau sesame konsumen. Komunikasi non pribadi akan dilibatkan sprektum luas stimulus, seperti iklan dan program serta publikasi yang berorientasi konsumen misalnya laporan konsumen.
Untuk mengilustrasikan dampak potensial dari situasi komunikasi, mari kita pertimbangkan bagaimana situasi komunikasi itu dapat mnentukan keefektifan iklan televise. Kita berfokus pada bentuk komunikasi tertentu karena dua alasan. Pertama, pengeluaran pada iklan TV kerap mendapat bagian yang bermakna dari anggaran promosi. Dalam kontes ini sejumlah karakteristik situasi mungkin muncul kepermukaan sebagai determinan yang potensial dari suatu keefektifan iklan.Pengaruh situasi mungkin pula timbul dari program tertentu dimana suatu iklan muncul.
Situasi komunikasi dapat didefinisikan sebagai latar dimana konsumen dihadapkan kepada komunikasi pribadi atau non pribadi. Komunikasi pribadi akan mencakupi percakapan yang mungkin diadakan oleh konsumen dengan orang lain, seperti wiraniaga atau sesame konsumen. Komunikasi non pribadi akan dilibatkan sprektum luas stimulus, seperti iklan dan program serta publikasi yang berorientasi konsumen misalnya laporan konsumen.
Untuk mengilustrasikan dampak potensial dari situasi komunikasi, mari kita pertimbangkan bagaimana situasi komunikasi itu dapat mnentukan keefektifan iklan televise. Kita berfokus pada bentuk komunikasi tertentu karena dua alasan. Pertama, pengeluaran pada iklan TV kerap mendapat bagian yang bermakna dari anggaran promosi. Dalam kontes ini sejumlah karakteristik situasi mungkin muncul kepermukaan sebagai determinan yang potensial dari suatu keefektifan iklan.Pengaruh situasi mungkin pula timbul dari program tertentu dimana suatu iklan muncul.
2.
Situasi Pembelian
Situasi pembelian mengacu pada latar dimana konsumen memperoleh produk dan jasa. Pengaruh situasi sangat lazim selama pembelian. Sebagai contoh yang sederhana, pertimbangan perubahan hebat dalam kepekaan konsumen akan harga dimana situasi pembelian. Penjual makanan akan merasa sangat sulit untuk membebankan harga yang dibayar konsumen untuk soda dan jajanan dibioskop atau stadion baseball. Pengaruh situasi dapat diwujudkan diri dalam bermacam jenis cala selam situasi pembelian, beberapa bentuk utama dideskripsikan berikut ini.
Situasi pembelian mengacu pada latar dimana konsumen memperoleh produk dan jasa. Pengaruh situasi sangat lazim selama pembelian. Sebagai contoh yang sederhana, pertimbangan perubahan hebat dalam kepekaan konsumen akan harga dimana situasi pembelian. Penjual makanan akan merasa sangat sulit untuk membebankan harga yang dibayar konsumen untuk soda dan jajanan dibioskop atau stadion baseball. Pengaruh situasi dapat diwujudkan diri dalam bermacam jenis cala selam situasi pembelian, beberapa bentuk utama dideskripsikan berikut ini.
Lingkungan
informasi mengacu pada keseluruhan jajaran data yang berkaitan dengan produk
yang tersedia bagi konsumen. Sifat lingkungan informasi akan menjadi determinan
penting dari perilaku pasar ketika konsumen terlibat didalam semacam bentuk
pengambilan keputusan non kebiasaan. Sebagian dari karakteristik lingkungan
yang utama mencakupi ketersediaan informasi, jumlah beban informasi, dan cara
dimana informasi disajikan dan diorganisasikan.
·
Kesediaan informasi sangat penting. Tidak adanya informasi mengenai
kinerja dari merek yang bersaing mengenai beberapa sifat akan menghalangi
pemakaian informasi tersebut selama pengambilan keputusan. Ketersediaan informasi
kadang akan bergantung kepada kemampuan konsumen mendapatkan kembali informasi
dari ingatan.
· Beban
informasi dari lingkungan pilihan ditentukan oleh jumlah alternative pilihan
dan jumlah sifat peralternatif, kenaikan dalam jumlah alternative pilihan
mengubah jenis kaidah keputusan yang digunakan konsumen selama mengambil
keputusan.
·
Format informasi yaitu cara dimana informasi disusun. Dapat pula
memperngaruhi perilaku konsumen. Pemakaian informasi harga satuan ini oleh
konsumen mungkin bergantung kepada bagaimana informasi itu disusun.
·
Bentuk informasi adalah penilaian produk numeris, memungkinkan konsumen
mentaksir dengan lebih mudah perbedaan diatantara banyak produk. Sebagai
akibatnya, konsumen lebih cenderung membandingkan merek atas dasar sifat demi
sifat ketika informasi merek disajikan dalam bentuk numeris ketimbang semantic.
·
Lingkungan eceran adalah sifat fisik dari lingkungan eceran, kerap kali diacu
sebagai store atmospherics, sangat menarik bagi para pemasar karena dua alasan
mendasar. Pertama, berbeda dengan banyak pengaruh situasi yang berbeda di luar
kendali. Kedua, pengaruh ini dibidikan kepada konsumen tepat ditempat yang
benar didalam toko.
·
Musik adalah konsumen akan merasa nyaman jika membeli dengan adanya musik
karena membuat semangat para pembeli semakin meningkat. Dan banyak yang dating
untuk kembalinlagi ke toko mereka.
·
Tata ruang dan lokasi didalam toko dapat digunakan untuk meningkatkan
kemungkinan konsumen mengadakan kontak dengan produk.
·
Warna adalah sumber pengaruh yang potensial pada persepsi maupun perilaku
konsumen. Warna yang hangat, seperti merah dan kuning, tampak lebih efektif
pada orang yang menarik fisik, dibandingkan dengan warna yang lebih sejuk
seperti hijau dan biru.
·
Bahan POP ( point-of-purchase ) atau bahan di tempat penjualan dapt berfungsi sebagai
stimulus yang sangat kuat. Peragaan dan tanda dapat meningkatkan kemungkinan
menarik perhatian konsumen.
·
Wiraniaga adalalah potensi untuk memperngaruhi konsumen selama berbelanja dapat
dipengaruhi secara kuat oleh staf garis depan pengecer.
·
Kesesakan adalah aspek luar dari latar eceran yang mungkin memperngaruhi
perilaku berbelanja adalah tingkat kesesakan yang dirasakan yang disebabkan
oleh kepadatan orang yang berbelanja didalam toko.
·
Pengaruh waktu adalah dimana situasi ini berlaku pada permintaan akan banyak
produk saat musim tiba.
3.
Situasi Pemakaian
Jenis selebihnya dari situasi konsumen adalah situasi pemakaian dimana mengacu pada latar dimana konsumsi terjadi. Dalam banyak kejadian situasi pembelian dan pemakaian sebenarnya sama , tetapi konsumsi prosuk kerap kali terjadi didalam latar yang sangat jauh, baik secara fisik maupun temporal, dari latar dimana produk diperoleh.
Jenis selebihnya dari situasi konsumen adalah situasi pemakaian dimana mengacu pada latar dimana konsumsi terjadi. Dalam banyak kejadian situasi pembelian dan pemakaian sebenarnya sama , tetapi konsumsi prosuk kerap kali terjadi didalam latar yang sangat jauh, baik secara fisik maupun temporal, dari latar dimana produk diperoleh.
INTERAKSI ORANG – SITUASI
Situasi konsumen meningkat bila selang waktu sejak saat makan mereka bertambah. Muncul untuk konsumen yang kelebihan berat. Dengan demikian, pengaruh situasi dari waktu sejak saat makan mereka yang terkhir bergantung kepada jenis konsumen.
Ide bahwa konsumen tidak homogen dalam respons mereka terhadap factor situasi memilki implikasi penting untuk pemasangan pasar. Karena konsumen yang berbeda mungkin mencari mafaat produk yang berbeda, yang dapat berubah melintasi situasi pemakaian yang berbeda.
Situasi konsumen meningkat bila selang waktu sejak saat makan mereka bertambah. Muncul untuk konsumen yang kelebihan berat. Dengan demikian, pengaruh situasi dari waktu sejak saat makan mereka yang terkhir bergantung kepada jenis konsumen.
Ide bahwa konsumen tidak homogen dalam respons mereka terhadap factor situasi memilki implikasi penting untuk pemasangan pasar. Karena konsumen yang berbeda mungkin mencari mafaat produk yang berbeda, yang dapat berubah melintasi situasi pemakaian yang berbeda.
PENGARUH SITUASI YANG TAK TERDUGA.
Pemasar kadang bertanya kepada konsumen tearget mengenai maksud pembelian mereka untuk meramalkan permintaan produk pada masa datang. Walaupun maksud pembelian dapat bersifat prediktif mengenai perilaku masa dating, satu ancaman besar terhadap daya persfektif mereka adalah gangguan yang disebabkan oleh pengaruh situasi yang tak terduga. Sebagai contoh. Seorang konsumen mungkinsepenuhnya mengantisipasikan pembelian merek kripikj kentang tertentu selama kunjungan yang berikutnya ke toko makanan.
Namun, maksud pembelian ini mungkin tidak terpenuhi bila produk tersebut habis atau bila ada merek lain dengan kualitassama dijual disana. Sebaliknya, seorang konsumen mungkin tidak berminat untuk membeli berikunya mungkin terjadi karena semacam kejadian yang tidak diantisipasikan ( misalnya, orang yang bukan peminum kopi membeli kopi untuk orang tuanya yang suka minum kopi ).
Pemasar kadang bertanya kepada konsumen tearget mengenai maksud pembelian mereka untuk meramalkan permintaan produk pada masa datang. Walaupun maksud pembelian dapat bersifat prediktif mengenai perilaku masa dating, satu ancaman besar terhadap daya persfektif mereka adalah gangguan yang disebabkan oleh pengaruh situasi yang tak terduga. Sebagai contoh. Seorang konsumen mungkinsepenuhnya mengantisipasikan pembelian merek kripikj kentang tertentu selama kunjungan yang berikutnya ke toko makanan.
Namun, maksud pembelian ini mungkin tidak terpenuhi bila produk tersebut habis atau bila ada merek lain dengan kualitassama dijual disana. Sebaliknya, seorang konsumen mungkin tidak berminat untuk membeli berikunya mungkin terjadi karena semacam kejadian yang tidak diantisipasikan ( misalnya, orang yang bukan peminum kopi membeli kopi untuk orang tuanya yang suka minum kopi ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar