inhabitat.com
Apple iBooks 2
KOMPAS.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menggugat Apple Inc dan lima perusahaan penerbit karena diduga melakukan konspirasi dalam menentukan harga buku elektronik (e-book).
Mereka dituding terlibat jaringan kartel yang mengubah sistem penetapan harga e-book menjelang iPad generasi pertama diluncurkan.
Departemen Kehakiman Federal AS, pada Kamis (12/4/2012), sudah melayangkan tuntutan tersebut pada raksasa bisnis bidang teknologi informasi (IT) itu
Akibat persekongkolan ini, harga e-book di Negeri Paman Sam saat ini cenderung tinggi. Bahkan lebih mahal dari buku fisik yang menelan biaya produksi lebih besar.
Departemen Kehakiman AS mengultimatum perusahaan yang dibesarkan oleh Steve Jobs itu beserta kelima perusahaan penerbit agar menyelesaikan masalah tersebut dengan mengubah kebijakan penetapan harga e-book.
Tiga dari lima perusahaan penerbit setuju segera meninjau kembali harga e-book yang dipasarkan. Mereka yang setuju adalah News Corp's HarperCollins Publishers Inc, CBS Corp's Simon & Schuster Inc dan Lagardere SCA's Hachette Book Group.
Hachette dan HarperCollins juga setuju membayar restitusi sebesar 51 juta dollar AS untuk konsumen yang membeli e-book.
Sedangkan Apple dan dua penerbit yakni Publishers Macmillan, yang merupakan unit bisnis Verlagsgruppe Georg von Holtzbrinck GmbH, dan Pearson Plc's Penguin Group berencana melawan tuduhan polisi bisnis itu. Ketiganya bahkan dikabarkan sudah memiliki strategi khusus untuk menghadapi tuntutan Departemen Kehakiman.
Raksasa Silicon Valley itu mengklaim bahwa kebijakan penetapan harga e-book penting untuk mencegah terjadinya monopoli penjualan oleh perusahaan ritel besar seperti Amazon. Sebaliknya, sang penuntut menganggap kartel tersebut merugikan para konsumen karena terpaksa mengeluarkan duit ekstra.
Perlu diketahui, di awal 2010, akibat dugaan kesepakatan ini, harga e-book dalam tiga hari langsung melonjak antara 2 dollar AS hingga 3 dollar AS.
Pasar e-book meningkat drastis beberapa tahun terakhir. Albert Greco, ahli industri dari Fordham University memaparkan penjualan e-book tumbuh pesat dari 78 juta dollar AS pada 2008, menjadi 1,7 miliar dollar AS pada 2011.
Survei Pew Research yang dirilis minggu lalu menemukan bahwa satu dari lima orang dewasa di Amerika membaca satu e-book tahun lalu. (Edy Can/KONTAN)
Mereka dituding terlibat jaringan kartel yang mengubah sistem penetapan harga e-book menjelang iPad generasi pertama diluncurkan.
Departemen Kehakiman Federal AS, pada Kamis (12/4/2012), sudah melayangkan tuntutan tersebut pada raksasa bisnis bidang teknologi informasi (IT) itu
Akibat persekongkolan ini, harga e-book di Negeri Paman Sam saat ini cenderung tinggi. Bahkan lebih mahal dari buku fisik yang menelan biaya produksi lebih besar.
Departemen Kehakiman AS mengultimatum perusahaan yang dibesarkan oleh Steve Jobs itu beserta kelima perusahaan penerbit agar menyelesaikan masalah tersebut dengan mengubah kebijakan penetapan harga e-book.
Tiga dari lima perusahaan penerbit setuju segera meninjau kembali harga e-book yang dipasarkan. Mereka yang setuju adalah News Corp's HarperCollins Publishers Inc, CBS Corp's Simon & Schuster Inc dan Lagardere SCA's Hachette Book Group.
Hachette dan HarperCollins juga setuju membayar restitusi sebesar 51 juta dollar AS untuk konsumen yang membeli e-book.
Sedangkan Apple dan dua penerbit yakni Publishers Macmillan, yang merupakan unit bisnis Verlagsgruppe Georg von Holtzbrinck GmbH, dan Pearson Plc's Penguin Group berencana melawan tuduhan polisi bisnis itu. Ketiganya bahkan dikabarkan sudah memiliki strategi khusus untuk menghadapi tuntutan Departemen Kehakiman.
Raksasa Silicon Valley itu mengklaim bahwa kebijakan penetapan harga e-book penting untuk mencegah terjadinya monopoli penjualan oleh perusahaan ritel besar seperti Amazon. Sebaliknya, sang penuntut menganggap kartel tersebut merugikan para konsumen karena terpaksa mengeluarkan duit ekstra.
Perlu diketahui, di awal 2010, akibat dugaan kesepakatan ini, harga e-book dalam tiga hari langsung melonjak antara 2 dollar AS hingga 3 dollar AS.
Pasar e-book meningkat drastis beberapa tahun terakhir. Albert Greco, ahli industri dari Fordham University memaparkan penjualan e-book tumbuh pesat dari 78 juta dollar AS pada 2008, menjadi 1,7 miliar dollar AS pada 2011.
Survei Pew Research yang dirilis minggu lalu menemukan bahwa satu dari lima orang dewasa di Amerika membaca satu e-book tahun lalu. (Edy Can/KONTAN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar